Bukan mau mengungkit ungkit lagi, tapi Saya hanya khawatir
apa yang dia ceritakan ke orang – orang tentang diri Saya atau bagaimana cerita
sebenarnya antara Saya dengan dia.
---
Sudah hampir satu tahun Saya terpaksa merelakan
orang yang saat itu Saya sayang pergi dari kehidupan Saya. Saya relakan dia untuk
bisa Bersama dengan perempuan idamannya. Jangan tanya. Kalian yang pernah
berada di posisi ini pasti tau rasanya ditinggalkan.
Saat pertengahan tahun 2017 ini, lagi – lagi Saya masih mengingat
masa – masa saat Saya masih Bersama dengan orang itu. Saya terpaksa untuk mem-Block
dia di akun Instagram. Kenapa? Saya punya alasan sendiri, jangan anggap Saya
jahat, kekanak – kanakan atau semacamnya. Karena hanya dengan cara ini Saya
bisa sedikit melupakan dia.
Hampir 4 bulan sudah tidak ada komunikasi lagi antara Saya dan
Orang itu. Hanya terkadang jika Saya sedikit rindu, Saya melihat isi story instagramnya
melalui akun teman Saya. Tapi kalian tau? Teman – teman saya juga sekarang di
blockir dengan orang itu. Yaa mungkin orang itu ingin hidup baru yang lebih
tenang dimana tidak ada satu orangpun yang mengetahui bagaimana dia sebelumnya.
Dan kalian tau? Orang itu sudah Bersama perempuan lain. Bukan
perempuan yang dulu sangat sangat sangat dia perjuangkan. Bukan perempuan yang membuat
Saya rela mundur demi mereka bisa Bersama. Bukannn. Bukaannn.
---
---
“Eh ko gapake hijab? Ohh mungkin tipe perempuannya sudah
berubah?” itu yang ada di pikiran Saya.
(Kalian pasti tau maksud pikiran Saya ini)
(Kalian pasti tau maksud pikiran Saya ini)
---
Terkadang perbedaan antara omongan dan realita sangatlah
berbahaya. Ada satu dalil yang menjelaskan tentang perilaku manusia yang seperti ini. Ya itulah gambaran orang itu, laki – laki yang selalu berusaha ingin
menjadi bijak, laki – laki yang selalu ingin mengajak teman – temannya ke arah yang
lebih baik dengan caranya yang kurang baik, laki – laki yang inginnya
menasihati tapi tidak mau dinasihati, dan yaaa masih banyak lagi. Kalau diingat
– ingat lagi rasanya ingin marah dan selalu menyalahkan diri sendiri.
Hanya Tuhan dan Saya yang tau apa yang saya rasakan saat
ini. Semoga selalu berbahagia untuk keluarga besarmu, terutama untuk ibu mu
yang saat ini sudah benar- benar melupakan saya. Semoga kali ini perempuan itu
adalah jodohmu. Aminn
Tuhan, saya tidak minta orang itu Bersama Saya lagi. Saya hanya
ingin agar orang itu bisa sadar apa yang dia perbuat saat itu.
Terimakasih juga Tuhan, Saya masih punya keluarga serta para
sahabat di sisi Saya.