Dear You

by - Desember 20, 2017

Bukan mau mengungkit ungkit lagi, tapi Saya hanya khawatir apa yang dia ceritakan ke orang – orang tentang diri Saya atau bagaimana cerita sebenarnya antara Saya dengan dia.

---
Sudah hampir satu tahun Saya terpaksa merelakan orang yang saat itu Saya sayang pergi dari kehidupan Saya. Saya relakan dia untuk bisa Bersama dengan perempuan idamannya. Jangan tanya. Kalian yang pernah berada di posisi ini pasti tau rasanya ditinggalkan.

Saat pertengahan tahun 2017 ini, lagi – lagi Saya masih mengingat masa – masa saat Saya masih Bersama dengan orang itu. Saya terpaksa untuk mem-Block dia di akun Instagram. Kenapa? Saya punya alasan sendiri, jangan anggap Saya jahat, kekanak – kanakan atau semacamnya. Karena hanya dengan cara ini Saya bisa sedikit melupakan dia.

Hampir 4 bulan sudah tidak ada komunikasi lagi antara Saya dan Orang itu. Hanya terkadang jika Saya sedikit rindu, Saya melihat isi story instagramnya melalui akun teman Saya. Tapi kalian tau? Teman – teman saya juga sekarang di blockir dengan orang itu. Yaa mungkin orang itu ingin hidup baru yang lebih tenang dimana tidak ada satu orangpun yang mengetahui bagaimana dia sebelumnya.

Dan kalian tau? Orang itu sudah Bersama perempuan lain. Bukan perempuan yang dulu sangat sangat sangat dia perjuangkan. Bukan perempuan yang membuat Saya rela mundur demi mereka bisa Bersama. Bukannn. Bukaannn.

---
“Eh ko gapake hijab? Ohh mungkin tipe perempuannya sudah berubah?” itu yang ada di pikiran Saya.
(Kalian pasti tau maksud pikiran Saya ini)

---
Terkadang perbedaan antara omongan dan realita sangatlah berbahaya. Ada satu dalil yang menjelaskan tentang perilaku manusia yang seperti ini. Ya itulah gambaran orang itu, laki – laki yang selalu berusaha ingin menjadi bijak, laki – laki yang selalu ingin mengajak teman – temannya ke arah yang lebih baik dengan caranya yang kurang baik, laki – laki yang inginnya menasihati tapi tidak mau dinasihati, dan yaaa masih banyak lagi. Kalau diingat – ingat lagi rasanya ingin marah dan selalu menyalahkan diri sendiri.    

Hanya Tuhan dan Saya yang tau apa yang saya rasakan saat ini. Semoga selalu berbahagia untuk keluarga besarmu, terutama untuk ibu mu yang saat ini sudah benar- benar melupakan saya. Semoga kali ini perempuan itu adalah jodohmu. Aminn

Tuhan, saya tidak minta orang itu Bersama Saya lagi. Saya hanya ingin agar orang itu bisa sadar apa yang dia perbuat saat itu.



Terimakasih juga Tuhan, Saya masih punya keluarga serta para sahabat di sisi Saya.

You May Also Like

0 komentar